0

PENGANGGURAN DAN PENYELESAIANNYA

PENGANGGURAN DAN PENYELESAIANNYA

 

            Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja sesuai keinginan atau yang dibutuhkan yang mampu menyerapnya dan tidak sesuainya harapan pencari kerja dengan gaji yang ditawarkan atau didapatkan. Disamping itu, tidak sesuainya intelektual seseorang dengan lapangan kerja yang tersedia juga menjadi penyebabnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis dan psikis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Selain itu, karena tidak bekerja kemampuan, keahlian dan keterampian penganggur lama-kelamaan menjadi menurun bahkan bisa hilang akibat tidak digunakan untuk bekerja.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan dan ketedakstabilan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara, penurunan pemerintahan yang berasal dari pajak dan meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Melihat fenomena masih tingginya angka pengangguran ini, tentunya pemerintah tidak diam begitu saja. Pemerintah merencanakan upaya-upaya untuk penurunan angka pengangguran ini dengan rencana yang terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan dengan mengimplementasikan komitmen dalam bentuk usaha yang serius dari seluruh kalangan, yakni instansi pemerintah, dunia usaha, dan seluruh komponen masyarakat untuk mengatasi penggangguran. Implementasi komitmen tersebut diwujudkan antara lain dengan penciptaan lapangan kerja baik formal maupun informal, program padat karya, memperbanyak pelaksanaan bursa kerja (job fair) oleh pemerintah dan swasta dan peningkatan SDM dengan membangun kompetensi tenaga kerja yang memiliki daya saing.

Upaya pemerintah untuk penciptaan lapangan kerja, diwujudkan dengan  mencetuskan dan melaksanakan, (tentunya bersama dengan dunia usaha) program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3E)I dan Program Aksi Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP). Di sektor formal, penciptaan lapangan kerja baru membutuhkan kehadiran investor untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya produktivitas kerja. Hubungan industrial yang kondusif dan harmonis menjadi syarat agar investor tertarik dan membuka investasi baru.

Strategi utama dalam MP3I, salah satunya peningkatan kemampuan SDM.Hal itu dilakukan dengan ada 2 (dua) cara, yaitu pertama, melalui jalur pendidikan formal,  dan kedua, melalui jalur pelatihann. Untuk pendidikan formal, pemerintah sudah memasukkan program pendidikan universal 12 tahun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Pemerintah  (RKAP) 2013. Sedangkan Untuk jalur pelatihan, langkah konkret pelatihan dilakukan pemerintah dengan menyelenggarakan kesempatan pemagangan bagi kalangan lulusan SMA, SMK dan sarjana. Hal ini dilakukan untuk memastikan dunia pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia usaha, serta memastikan lulusan pendidikan terserap di pasar kerja. Selain itu, meningkatkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melatih para lulusan pendidikan dan para pencari kerja agar siap bekerja. Hal ini terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi para pencari kerja. Bahkan sebagian besar lulusan BLK langsung diserap pasar kerja. Ini karena program pelatihan memang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan industri. Selanjutnya, perlu ada penyelarasan antara pasokan maupun permintaan tenaga kerja yang dapat dilakukan pemerintah.

Tetapi yang paling penting dari apa yang disebutkan tadi diatas adalah bagaimana pemerintah dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan pada pencari kerja pendidik. Karena dari wirausaha tersebut, sesungguhnya banyak sekali manfaat bagi masyarakt dan pemerintah itu sendiri.

Pengangguran terjadi bukan karena sempitnya lapangan kerja, tapi karena sempitnya jiwa untuk bekerja dengan hati yang lapang (Bob Sadino).

 

 

 

SUMBER

 

 

0

DILEMA PERAN LAKI-LAKI DALAM EKONOMI DAN KELUARGA

DILEMA PERAN LAKI-LAKI DALAM EKONOMI DAN KELUARGA

 

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Artinya, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia telah menjalankan suatu peran. Suatu peran paling tidak mencakup 3 hal :

  1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seorang dalam masyarakat.
  2. Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi,
  3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Peran seorang laki-laki dalam keluarga adalah seorang ayah, suami dan seorang pemimpin yang berkewajiban mendidik, melindungi dan memberi rasa aman serta bertanggung jawab atas kehidupan anak dan istrinya. Maka dari itu, mereka harus bekerja dan mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga mereka. Dengan begitu kelangsungan hidup keluarga mereka pun terjaminkarena penghasilan suami bagaikan darah yang menjadi penopang kehidupan.

Tetapi dengan adanya dampak krisis global, banyak perusahaan-perusahaan besar yang mau tidak mau memberhentikan karyawan dan buruh yang bekerja. Dampak dari PHK dapat merubah dan mengguncang kehidupan ekonomi dalam sebuah keluarga. Bagi seorang ayah dan suami, menjadi korban dari PHK merupakan sebuah mimpi buruk. Hal tersebut bisa mengakibatkan stress, depresi dan frustasi bagi diri mereka karena mereka harus memikirkan kemana lagi jalan keluar yang harus dilakukan untuk membiayai kelangsungan hidup keluarganya. Selain itu, dari masa PHK yang berkepanjangan dapat menyebabkan seorang laki-laki menjadi labil secara emosional, mudah marah, mudah tersinggung, tidak sabaran dan akhirnya mereka menjauhkan diri dari istri, keluarga dan lingkungannya dan menjadi orang yang tertutup.

Mereka yang mengalami PHK akan menerima uang pesangon dari perusahaan tempat  dahulu mereka bekerja. Uang pesangon yang diperoleh merupakan kekayaan yang terakhir untuk itu harus berhati-hati dalam penggunaanya. Keuangan keluarga akan semakin berkurang saat PHK karena tidak lagi menerima gaji bulanan, keuangan inilah yang sangat sensitive dan sangat berpeluang menciptakan konflik dalam keluarga. Penghasilan yang berkurang saat PHK juga jangan sampai membuat pendidikan anak-anak mereka menjadi terbengkalai.

Dalam keadaan seperti ini, janganlah merasa putus asa dan terpuruk yang berlarut-larut karena kehidupan masih panjang. PHK bukanlah akhir dari dunia. Ambil hikmah dari segala keadaan yang terjadi. Biasanya dalam keadaan sulit seperti ini, muncul ide-ide brilian yang dapat membantu mempertahankan hidup. Selain itu, bertambahnya peluang hidup membuat hidup mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya karena memanfaatkan segala peluang yang ada. Hal ini dapat mengembangkan diri mereka karena berpikir bijak dan optimis dalam menghadapi masalah.

Untuk menyambung kelangsungan kehidupan keluarga mereka, sebagian besar berusaha membuat usaha keluarga/menjadi wirausaha. Dengan berwirausaha, walaupun hanya kecil-kecilan pada awalnya pasti akan menggantikan penghasilan sebelumnya asalkan ditekuni dengan baik dan ditambah kerja cerdas. Usaha yang dipilih berdasarkan keahlian yang dimiliki anggota keluarga lainnya diharapkan dapat membantu kelancaran usaha kareana diharapkan keluarga dapat lebih mengerti kondisi keuangan dan dapat menimbulkan rasa tanggung jawabdan memiliki uasaha bersama. Banyak seorang suami yang di-PHK ataupun keluarga yang menjadi korban PHK hidupnya lebih sejahtera daripada kehidupannya dahulu.

Dari penghasilan wirausaha yang sedikit hingga besar, dapat dialokasikan untuk dana keinginan atau tujuan masa depan berdasarkan prioritas, mengembangkan kebiasaan baik berkenaan dengan keuangan dan disiplin tinggi dalam berbelanja pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan diri hidup dalam kesederhanaan dan perlu menyingkirkan pola hidup mewah.

Disamping itu, dampak dari PHK adalah adanya penurunan pajak penghasilan dari rakyat yang bekerja. Tetapi dengan adanya bisnis-bisnis baru yang dibangun oleh orang-orang yang di-PHK, setidaknya memberikan sedikit pemasukkan pengganti atas hilangnya pajak penghasilan tersebut. Selain itu, akibat wirausaha yang dijalankan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang belum mendapatkan kerja. Dapat diambil kesimpulan, bahwa dampak dari PHK tidak hanya memberiakn dampak negative tetapi juga memberikan dampak positif.

 

SARAN

Dari sisi pemerintah, hendaknya menyediakan lapangan kerja ebih luas dan membuat kebijakan-kebijakan yang lebih memihak kepada rakyat agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang cukup tinggi. Selainitu, pemerintah hendaknya mendidik atau mengarahkan rakyatnya menjadi seorang yang dapat membuka lapangan pekerjaan tidak hanya sebagai pegawai. Dan dari sisi keuarga, jangan terlalu menuntut sesuatu yang berada diluar jangakaun kebutuhannya agar tidak membebani suami dan selalu memberi dukungan.

 

SUMBER

 

0

KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM SISTEM KEPERCAYAAN

KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM SISTEM KEPERCAYAAN/RELIGI

 

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karya seniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta sebagai jawaban atas segala tantangan, tuntutan dan dorongan dari intern manusia menuju terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan (spiritual dan material) manusia.

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama juga memengaruhi kesenian. Terkadang agama juga dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama (Bahasa InggrisReligion, yang berasar dari Bahasa Latinreligare, yang berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

… sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.

Agama Budaya, Agama Kebudayaan, Agama Filsafah adalah Agama Bumi (Agama Ardhi) yang merupakan agama hasil ciptaan manusia untuk menemukan sumber kekuatan yang berada diluar manusia. Kebudayaan agama adalah kebudayaan yang dilandasi atau dijiwai oleh ajaran agama tertentu, seperti kebudayaan Islam, kebudayaan Nasrani, kebudayaan Yahudi, kebudayaan Hindu, dan lain-lain.

Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi atau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.

Yahudi adalah salah satu agama yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.

Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.

Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak memengaruhi kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia.

Pernyataan GIBB yang dikutip dan disiarkan oleh M. Natsir yang diterjemehkan dalam bahasa Indonesia ;

  1. “Islam itu sesungguhya lebih dari satu sistem agama saja, dia itu adalah satu kebudayaan yang lengkap”.
  2. “Islam itu adalah lebih dari satu sistem pribadatan, ia itu adalah satu kebudayaan yang lengkap sempurna”.

Islam dalam hal ini, bermanfaat untuk memberikan petunjuk kepada manusia dalam upaya agar dapat menumbuhkembangkan akal budi, sehingga memperoleh kebudayaan yang memenuhi aturan-aturan dan norma-norma agama. Kelebihan Islam dari agama – agama lain, bahwa Islam memberikan dasar yang lengkap bagi kebudayaan dan peradaban
sumber. Perkembangan kebudayaan yang didasari dengan nikai-nilai keagamaan, memiliki fungsi yang demikian jelas.

Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan migrasi.

Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.

Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia. Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, memengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.

Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.

Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai “agama nenek moyang”, dianut oleh sebagian suku pedalaman di AsiaAfrika, dan Amerika. Pengaruh mereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama Shinto.

Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

Ada beberapa sikap hubungan antara Agama dan Kebudayaan, yaitu:

  1. Sikap Radikal: Agama menentang Kebudayaan. Ini merupakan sikap radikal dan ekslusif, menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan. Menurut pandangan ini, semua sikon masyarakat berlawanan dengan keinginan dan kehendak Agama. Oleh sebab itu, manusia harus memilih Agama  atau/dan Kebudayaan, karena seseorang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Dengan demikian, semua praktek dalam unsur-unsur kebudayaan harus ditolak ketika menjadi umat beragama.
  2. Sikap Akomodasi: Agama Milik Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan keselarasan antara Agama dan kebudayaan.
  3. Sikap Perpaduan: Agama di atas Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan adanya suatu keterikatan antara Agama dan kebudayaan. Hidup dan kehidupan manusia harus terarah pada tujuan ilahi dan insani; manusia harus mempunyai dua tujuan sekaligus.
  4. Sikap Pambaharuan: Agama Memperbaharui Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan bahwa Agama harus memperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di dalamnya. Hal itu bukan bermakna memperbaiki dan membuat pengertian kebudayaan yang baru; melainkan memperbaharui hasil kebudayaan. Oleh sebab itu, jika umat beragama mau mempraktekkan unsur-unsur budaya, maka perlu memperbaikinya agar tidak bertantangan ajaran-ajaran Agama. Karena perkembangan dan kemajuan masyarakat, maka setiap saat muncul hasil-hasil kebudayaan yang baru. Oleh sebab itu, upaya pembaharuan kebudayaan harus terus menerus. Dalam arti, jika masyarakat lokal mendapat pengaruh hasil kebudayaan dari luar komunitas sosio-kulturalnya, maka mereka wajib melakukan pembaharuan agar dapat diterima, cocok, dan tepat ketika mengfungsikan atau menggunakannya.

 

 

 

 

KESIMPULAN

            Sistem kepercayaan atau religi atau agama adalah unsur pembentuk budaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia. Agama juga memengaruhi kesenian dan dilibatkan dalam sistem pemerintahan. Agama dibagi menjadi , yaitu : agama Samawi, agama Filsafat dari Timur dan agama Tradisional. Dari adanya hubungan antara agama dan budaya menghasilkan beberapa sikap, diantaranya : sikap radikal, sikap akomodasi, sikap perpaduan dan sikap pembaharuan.

 

SUMBER